Monday, April 1, 2013

Kiat Memulai Usaha


Untuk memulai suatu usaha memang tidak mudah, apalagi bagi yang belum pernah melakukannya sama sekali. Namun demikian jangan sampai takut untuk memulai suatu usaha. Karena kalau sudah ngejalani, melakukan suatu usaha itu sangat mengasyikkan. Berikut ini merupakan kiat-kiat untuk memulai suatu usaha :
  1. Ide, yaitu pemikiran terhadap usaha yang akan dilakukan. Ide ini dapat dicari dengan menggali potensi-potensi yang ada, baik dari diri sendiri, keluarga, orang lain maupun dari sumber-sumber bahan yang terdekat. Misalnya potensi dari diri sendiri :mempunyai ketrampilan menjahit membuka usaha menerima jahitan, mempunyai ketrampilan memasak membuka usaha katering atau warung makan, mempunyai ketrampilan menyulam membuka usaha membordir; Potensi dari keluarga : Keluarga ada yang sudah mempunyai usaha perajin tahu maka ikut memasarkan tahu. Keluarga ada yang menjadi pengepul cabe maka ikut setor cabe. Potensi dari sekitarnya misalnya rumahnya dekat selepan maka membuka warung jajanan, depan rumah sekolahan maka membuka warung alat tulis dan buku, sekitar rumah banyak sabut kelapa maka usaha membuat sapu dan sebagainya.
  2. Niat, yaitu suatu tekad yang bulat ingin melakukan suatu usaha. Dalam niat ini supaya dapat terwujud perlu adanya keberanian untuk melakukan usaha, tidak takut gagal tetapi tetap harus mengedepankan prinsip kehati-hatian. Niat ini merupakan kelanjutan dari ide-ide.
  3. Mewujudkan usaha. Setelah ide dan niat ada maka perlu ada langkah nyata melaksanakan usaha. Mungkin usaha yang kita laksanakan memerlukan modal yang besar. Apabila kita belum cukup memiliki modal maka sementara kita cukupi dahulu alat-alatnya. Setelah alat-alat dapat terbeli kita menyiapkan bahan-bahannya, kemudian setelah semuannya memungkinkan baru kita memulai usaha.
  4. Modal, modal awal memang sangat penting. Untuk memulai usaha paling tidak separo lebih harus dari uang sendiri. Baru sisanya dari pinjaman. Bila semuannya dari pinjaman, maka akan sangat berat dalam pemutaran modalnya.
  5. Penguasaan materi, yaitu produk yang akan kita jual harus betul-betul kita kuasai, artinya kita harus mengenal betul terhadap barang yang kita jual. Penguasaan materi ini meliputi cara membuatnya, umur barang, kelemahan-kelemahan barang, keunggulan-keunggulan barang,
  6. Kualitas. Kualitas dari barang yang kita produksi dan kita jual harus standart. Jangan sampai ada pelanggan yang kecewa karena membeli barang kita. Bila pelanggan puas akan barang yang kita jual maka dia akan kembali lagi membeli dan berpromosi kepada teman-temannya secara sukarela. Terhadap kualitas ini kita juga harus jujur terhadap pelanggan apabila ada barang yang cacat, maka bila kita jual kita berikan harga di bawah harga barang yang sempurna.
  7. Pelayanan, ini adalah suatu prinsip penjualan yang penting. Ibarat pembeli adalah raja maka pelayanan kita berikan sebaik dan seistimewa mungkin kepada siapapun. Jangan membeda-bedakan.
  8. Penampilan, adalah usaha memberikan kesan terbaik terhadap barang atau dagangan yang kita jual. Penampilan bisa meliputi penataan, pengemasan, pengaturan kondisi lingkungan, pewarnaan dsb. Misalnya kita membuka warung makan, maka kita tata warung kita misalnya letak meja dan kursi, letak nasi dan lauk-pauknya, kita jaga kebersihan ruangan, bila kita mempunyai cukup uang ruangan kita tambahi tape, vcd, kipas angin, bunga-bunga  dsb, tak kalah pentingnya adalah penampilan dari bakulnya, harus bersih, rapi, luwes bila perlu wangi.
  9. Ciri Khas. Dalam istilah dagangnya disebut Brand image adalah sebuah ciri terbaik dari usaha yang kita miliki yang berbeda dari milik orang lain. Sehingga akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi konsumen atau pembeli untuk datang lagi. Ciri kas bisa karena rasanya, bentuknya, kemasanya, merknya, slogannya, penampilannya. Dll.
  10. Belajar. Selalu berusaha meningkatkan kualitas dari produk yang kita jual, selalu meningkatkan cara kita memasarkan barang, selalu berusaha menambah pasar atau pelanggan tentu saja ada cara tersendiri. Cara tersendiri tersebut dapat kita peroleh dengan belajar. Belajar kepada orang yang lebih tahu, belajar melalui media cetak, televisi dan lain-lain.

No comments:

Post a Comment