Friday, January 18, 2013

KISAH MANIS DARI DESA TLOGO KECAMATAN TUNTANG


HARAPAN MENGALIR DARI SEPELEM
Sepelem adalah saluran air yang melintang sepanjang 600 m di tengah persawahan Dusun Nalen desa Watuagung dan Dusun Joyo Desa Tlogo. Merupakan sudetan dari Kali si Gedek desa Watuagung.
Dari aliran saluran sepelem ini kurang lebih 30 Hektar Sawah menggantungkan air. Jadi saluran Sepelem merupakan urat nadi petani pemilik sekitar 30 Hektar sawah. Betapa tidak, subur tidaknya tanaman padi disekitar itu, sangat bergantung dengan keberadaan saluran air Sepelem. Debit air Sepelem sebenarnya sangat cukup untuk mengairi sawah 30 an hektar, hanya saja dahulu saluran sepelem sangat dangkal, sempit dengan tanggul masih tanah, sehingga tanggul saluran tidak cukup dan rapuh untuk menampung volume air yang mengalir. Akibatnya air dengan mudah menerobos ke sawah-sawah bagian hulu saluran ( 5 M ),  beberapa sawah dibagian hulu kewalahan menerima sentoran air, sedangkan sawah dibagian hilir sangat minim mendapat pasokan air. Bisa dibayangkan dengan kondisi seperti itu keributan Petani tentang rebutan air hampir setiap saat terjadi. Tak pelak terjadi keresahan dan saling curiga antar petani. Sudah lebih dari 5 tahun para petani Dusun Joyo mengajukan usul perbaikan saluran irigasi sepelem dalam musyawarah pembangunan desa Tlogo, karena memang rata-rata warga Dusun Joyo pemilik sawah di bagian hilir. Namun usulan tinggal usulan, harapan agar saluran irigasi Sepelem dibangun semakin menguap. Ketika harapan semakin menjauh dan berkubang dengan keresahan, setitik harapan tersembul kembali ketika ada program PNPM Mandiri perdesaan datang. Segera para petani mengusulkan pembangunan irigasi sepelem untuk dimintakan dana melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Dan pada tahun 2010 dalam Musyawarah antar desa penetapan usulan ditetapkan usulan pembangunan irigasi sepelem termasuk salah satu usulan yang terdanai melalui program PNPM Mandiri Perdesaan.
Irigasi Sepelem terdanai PNPM Mandiri Perdesaan sebesar Rp.123.956.000 dan ditambah swadaya masyarakat sebesar Rp. 9.000.000 Pada saat pelaksanaan menyerap tenaga kerja sebanyak. 66 orang terdiri dari 33 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. dengan HOK untuk tukang sebesar 407 HOK pekerja sebesar 1476 HOK. biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah sebesar Rp. 62.254.600 dari upah tersebut untuk membayar upah kepada keluarga sasaran (miskin) sebesar Rp. 62.254.600
Pelaksanaan pekerjaan pembangunan saluran irigasi Sepelem membutuhkan perjuangan dan tantangan yang berat. Baik bagi pekerja maupun Tim pengelola Kegiatan (TPK). Para pekerja mendapatkan tantangan medan lokasi pembangunan yang berat. Droping material diletakkan di 2 tempat dengan jarak kurang lebih 500 m untuk tempat pertama dan 1000 m untuk tempat kedua. Jalanpun setapak harus dilalui satu persatu naik turun ngarai. Sedangkan TPK dibuat kebat-kebit pada pengaturan pendanaan. Biaya upah tenaga kerja membengkak, karena harus langsir material, sedangkan di RAB tidak dianggarkan. Tetapi puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, akhirnya pembangunan irigasi Sepelem Dusun Joyo desa Tlogo dapat selesai tepat volume, tepat waktu dan tepat biaya dengan kualitas standar. Akhirnya perjuangan berbuah manis, harapan yang dulu hanya mimpi kini terwujud nyata, 30% dari sawah kurang lebih 30 hektar yang kesulitan mendapat pasokan air sekarang dapat teratasi. Dahulu kurang lebih seperempat hektar sawah hanya menghasilkan kurang lebih 1 ton padi, sekarang bisa mencapai 1,5 ton. sebuah hasil yang sangat menggembirakan. Hanya sayang kondisi panen yang kedua ini hasilnya tidak sebanyak tahun lalu , karena serangan hama tikus. Hal yang tidak menyenangkan bagi TPK pada saat pelaksanaan adalah tidak disenangi banyak orang, terutama oleh pekerja karena terlalu keras mengingatkan untuk giat bekerja. Tapi semua dilakukan demi tercapainya target pembangunan irigasi Sepelem.
Untuk pemeliharaan dan menjaga kelestarian bangunan irigasi telah terbentuk Tim Pemelihara :
Ketua             : Samsudin
Sekretaris      : Sukeri
Bendahara    : Tukul
Disepakati untuk pemeliharaan kerja bakti membersihkan saluran setiap musim tanam tiba dan iuran Rp.20.000 per petani 2 panen sekali bersamaan dengan acara DAWUHAN (selamatan) di tengah sawah  pada hari Jum’at Kliwon.
Demikian gambaran pengalaman membangun saluran irigasi secara swakelola dengan cara melibatkan seluruh masyarakat dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan. Dan pertanggungjawaban pekerjaan dan pendanaan secara terbuka atau transparan. Kita semua merasa bangga dan percaya diri, ternyata rakyat bisa berkarya kalau bersama-sama.
Semoga bermanfaat dan terimakasih.

No comments:

Post a Comment